Oleh: martinus gobai
Koteka adalah pakaian atau celana orang mee yang digunakan
untuk terlebih khusus oleh laki laki suku mee, serta rata-rata seluruh
laki-laki papua dibagian pegunungan. Koteka biasa digunakan untuk perlindungan
alat alat vital laki laki atau biasa dei sebut dengan penis. Dalam kehidupan
suku mee di pegunungan tengah (pedalaman papua), koteka bagi laki-laki adalah
pelindung kemaluan mereka. Koteka biasanya bermacam-macam bentuk ukuran, ada
yang kecil, ada yang sedang dan ada yang besar, serta ada yang pendek dan ada yang
panjang. Ukuran-ukuran koteka ini dipakai oleh setiap laki-laki sesuai
keinginannya masing masing dan bukan karena ukuran kejantangan (alat vital).
Koteka atau lebih dikenal dengan celana laki laki
orang mee ini dibuat dari buah labu yang dikhususkan untuk dibuat koteka. Suku
mee adalah termasuk orang jenius, berkealihan dan berkecerdasan yang sungguh
luar biasa untuk memilih jenis-jenis labu walaupun mereka tidak mengenal ilmu
pengetahuan, tapi mereka mampu berpikir sehingga mereka bisa membuat koteka
dengan pemikiran mereka sendiri. Labu ini adalah jenis khusus yang biasa di
buat untuk celana laki-laki ini mempunyai kekuatan daya tahannya/mutunya sangat
bagus dan berahan hingga bertahun tahun bahkan dipakai sampai orangnya/pemakainya
berahkir atau (dipanggil oleh tuhan).
Dan adapula jenis labu yang lain yang digunakan atau
dipakai untuk tabung air minum, jenis labu ini berbentuknya bulat sehingga suku
mee dikhususkan untuk tempat penapungan air minum. Jenis labu ini biasa
dinamakan didalam bahasa mee (ipouwawe). Ipouwawe ini berkualitasnya sungguh sangat
bagus dan bisa bertahan hingga bertahun tahun. Kekurangannnya bila ditempah
dengan tekanan yang kuat maka biasa terjadi kebocoran atau kepecahan sehingga
tidak dapat digunakan lagi. Ipouwawe ini bisa mampu mengisi air 5 samapai 15
liter air, tergantung kapasitasnya. Dan ada jenis lain yaitu bambu ini juga di
khususkan untuk tempat penapungan air, dan tempat untuk menyimpan rokok.
Pakaian wanita suku mee biasa disebut dengan sebutan
nama moge atau yugi. moge ini dibuat dari kulit pohon pohon yang di khususkan
untuk membuat pakaian perempuan. pakaian itu biasanya dibuat dalam berbagai jenis
dan bentuk. Jenis dan bentuk yang digunaakn oleh perempuan perempuan mee adalah
disesuaikan dengan marga atau vam bagi keluarganya itu sendiri. Dan atau lebih
jelasnya didalam bahasa mee biasa di sebut dengan (tuma epe-epe). Jenis ukuran
mogei ada yang lebih kecil, menengah, sampai besar bentuknya. Cara pengerjaannya
adalah bahan dasarnaya satu diposisikan di garis horizontal atau dijadikan
sebagai bahan tumpuan untuk diikat dengan cara berbaris kebawah dan dipastikan
untuk semua dalam keadaan lurus.
Perempuan-perempuan mee sangat pintar dalam artian
cara pembuatan moge walaupun mereka tidak ada para ilmuwan yang mengajarkan
kepada perempuan perempuan mee di paniai deiyai dogiyai dan nabire, (meuwodide)
namun, Mereka mempunyai keahlian, kehebatan dalam pembuatan mogenya sehingga
mereka bisa menutupi kemaluannya dengan baik dan rapih, sehingga berpandangan
dari orang lain tidak sensitif pada badan mereka.
Di era Perkembangan busana adat suku mee dimeuwodide (koteka
dan moge) pada masa sekarang sangat jarang untuk mengenakan busana adat suku
mee itu disebabkan karena banyak paktor yang mempengaruhi sehingga kebanyakan
orang yang takut mengenakannya. Semakin cangginya dunia teknologi, kebudayaan
suku mee semakin pudar dan musnah oleh teknologi. Setiap generasi ke generasi
budaya mengenakan koteka dan moge telah, sedang, dan akan menghilang sedikit
demi sedikit sehingga pemakainya sulit dan ragu ragu untuk pakai koteka dan
moge. Orang tua kami yang masih mengenakan koteka dan moge ini suatu waktu mereka
tidak ada berarti apa yang akan terjadi pada budaya koteka dan moge kita
kedepan?
Koteka dan moge dianggap tidak relevan karena setiap
generasi dipengaruhi oleh kebudayaan dari luar papua sehingga generasi kita
sampai generasi berikutnya lebih utamakan dengan kebudayaan luar, kebudayaannya
sendiri tidak mengerti apa makna dari pada itu.
Manfaat dari koteka dan moge atau busana adat mee
adalah untuk menutup alat alat kelamin.
Sarang dari saya kepada pelajar dan mahasiswa yang
tidak tahu arti koteka dan moge dan kebudayaan suku mee terlebih khusus mereka
yang lahir besar dari kota pergilah ke kampung lalu bertanya tanyalah kepada
orang tua yang masih ada ini agar anda bisa memahaminya dan bia melestarikannya.
Salam budaya
Solo 21 april 2020