Senin, 10 Juni 2019

Saya Belajar Dari Pengalaman Saya Sendiri



Oleh: Thin MG
Saya adalah saya. Saya bukan orang lain atau saya bukan siapa siapa lagi ini adalah diriku dan ini adalah pengalaman hidupku. Sering kali saya merasa bahagia dengan kondisi pengalaman yang diterima saat itu. Pengalaman saat itu adalah pengalaman yang sangat menyenangkan hati dan pikiran saya sehingga meresa dirinya terbawah bahagia. Dan adapula pengalaman yang sangat menjengkelkan hati dan pikiiran saya sehingga saya merasa dirinya tidak terpenting.
pengalaman yang paling menyakitkan adalah ketika saya mendapatkan segala kesulitan dan segala kekurangan dari sisi makanan serta dalam pendapatan finansial selama saya menjalani hidup ditanah rantau untuk mengenyam pendidikan tinggi di solo jawa tengah.
“Belajar dari pengalaman adalah guru yang terbaik”, setiap orang pasti mempunyai memory story, (kenangana ceritanya) sesuai dengan tugas profesinya masing masing. Oleh Sabab itu saya ingin menceritakan pengalaman yang saya rasakan secara rill saat ini, entah pengalaman yang baik dan buruk. Yang pertama adalah kesulitan dalam kebutuhan pokok artinya biaya makan dan minum. Dibeberapa hari terkhir ini saya sangat berada dalam kecemasan, kegelisahan, depedihan sehingga hidup saya merana dalam ketakutan dan kecemasan. Hidup saya Seakan-akan kayu yang bertumbuh ditengah tengah sungai yang selalu berderas kearah muara. ketika air mengalir deras kayu tersebut akan selalu berombang ambing atau selalu bergoyang goyang terus menerus tanpa hentinya, {hidup saya seakan berada dalam ketidak tangguhan terhadap derasnya aliran sungai}. Namun akan tetapi saya selalu yakin dan percaya bahwa tuhan punya rencana yang indah dan pasti dalam hidupku, sehingga saya tetap berada dalam posisi yang ada. walaupun situasinya tidak menentuh semakin memburuk.
Kisah yang sangat menyedihkan adalah ketika saya minum air kran selama tiga hari dan dua malam berturut turut, sejak saat itulah saya merasakan bahwa kehidupan kita manusia adalah kita sendirilah yang mengatur bukan orang lain yang mengatur, orang lain hanya meluruskan dan orang lain hanya melihat apa yang kita miliki,
dari situlah saya merasakan bahwa saya adalah saya dan saya belajar dari pengalaman saya sendiri, karena setiap orang pasti punya kisah atau kenangannya masing-masing…………masih ada lanjutan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pakaian Adat Suku Mee, Ekarii, Di Meuwodide

photo koteka moge doc Oleh: martinus gobai Koteka adalah pakaian atau celana orang mee yang digunakan untuk terlebih khus...